Cari Blog Ini

Jumat, 30 November 2012

Produk yang mengandung bahan kimia disekitar kita

Silahkan klik link dibawah ini :

http://id.scribd.com/doc/115097372/BAHAN-KIMIA

Fasilitas Laboratorium

http://id.scribd.com/doc/115092331/Teklab-Fasilitas-Lab

Prosedur dan Emergency P3K


Tindakan yang harus dikerjakan :
  • Wajib lapor ke : Satpam, petugas atau instansi terkait.
  • Siap dengan sarana komunikasi seperti HP, telepon atau sarana lain yang memungkinkan.
  • Memberikan perlakuan pada kategori: SEGERA.
  • Setiap laboratorium harus mencantumkan nomor telpon penting yang dihubungi.
Ada beberapa type keadaan emergency yang antara lain :
  • Beberapa keadaan darurat dari laboratorium.
  • Tipe kecelakaan atau spills/tumpahan.
  • Kombinasi Spills dengan bahan kimia/radioaktif.
  • Medical emergencies
Beberapa peristiwa yang dapat menimbulkan emergency antara lain :
  1. Bencana alam seperti banjir, gempa bumi dll.
  2. Kebakaran dan ledakan.
  3. Bahan kimia.
  4. Bahan biologis : cakaran, gigitan, skrining terhadap penyakit tertentu.
  5. Bahan Radioaktif
Dari banyakknya faktor dan peristiwa yang dapat menimbulkan keadaan emergency, perlu dibuat secara tertulis yaitu prosedur darurat untuk Laboratorium. Prosedur ini memuat secara rinci mengenai :
  1. Luka goresan, injeksi, dll.
  2. Pemaparan aerosol (diluar BSC)
  3. Tumpahan atau pecahan wadah biakan.
  4. Kecelakaan sentrifus.
  5. Bencana alam, kebakaran dan banjir.
  6. Luka gigitan dan cakaran hewan.
Bahkan lebih jauh lagi perlu diadakan brieving ataupun semacam training agar pemakai laboratorium dapat mengetahui dan memahami sumber dan penyebab kecelakaan, cara memberikan pertolongan serta evakuasinya. Adapun rincian materi prosedur emergency dan P3K bisa berisikan :
  • Pertolongan pertama
  • Pembersihan bahan
  • Kimia/biologi/radiologi
  • Evakuasi darurat
Sedangkan perlengkapan dan peralatan darurat (emergency) yang seharusnya tersedia untuk sebuah laboratorium antara lain :
  • Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada kecelakaan)
  • Tandu
  • Spill Kits
  • Pakaian pelindung and Respirators
  • Peralatan dekontaminasi
  • Disinfektan and peralatan pembersih
  • Peralatan lain (palu, obeng, tali., dll)
  • Pita demarkasi, tanda peringatan
Assembly Point (Titik Kumpul)
Setiap peneliti/staf, laboran dan personel pemakai laboratorium harus memahami terlebih dahulu adanya titik kumpul (mengikuti tanda panah atau garis merah). Selain itu harus tahu juga lokasi pintu darurat (tanda exit). Perlu diingat bahwa pintu tersebut sudah merupakan suatu pintu perlindungan.

Kecelakaan Biologis
Berikut ini beberapa tahapan perlakuan jika terjadi kecelakaan yang bersifat biologis :
1. Tahan nafas
2. Cepat keluar dari daerah kontaminan
3. tanggalkan semua pakaian lab
4. Gunakan pakaian pelindung (PPE)
5. Beritahu teman lainnya
6. Masuk ke kontaminan area dengan PPE
7. Bersihkan spill
8. Segera ke klinik terdekat
9. Catat semua kejadian

Dari rincian prosedur emergency tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa :
  • Keselamatan nyawa adalah yang utama.
  • Latihan/training harus secara rutin dikerjakan.
  • Sebelum masuk laboratorium untuk mengerjakan riset peneliti harus mengetahui dan memahami cara-cara menangani kecelakaan/keadaan emergensi.

Alat-alat Laboratorium sederhana

 1. Gelas Ukur

 

2. Corong




3. Pembakar bunsen



4. Batang pengaduk




5. Pipet tetes




Rabu, 28 November 2012

Cara Mengatasi Keracunan Bahan Kimia 

Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia sebaiknya dilakukan jika dokter belum juga tiba di lokasi keracunan tersebut. Adapun cara mengatasi keracunan bahan kimia sebagai awal adalah pencegahan kontak bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin. Langkah-langkah untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
  • Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata da organ tubuh lainnya)
  • Usahakan penderita keracunan tidak kedinginan.
  • Jangan memberikan minuman beralkohol kepada penderita karena akan mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh
  • Jika sukar bernafas, bantu dengan pernafasan dari mulut ke mulut
  • Segera bawa ke rumah sakit
Cara mengatasi keracunan bahan kimiajuga dapat dilakukan dengan beberapa langkah lain jika bahan kimia racun tersebut masuk melalui mulut, kulit atau keracunan akibat adanya gas yang beracum beredar di sekeliling kita.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun masuk melalui mulut

  • Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
  • Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya
  • Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah
  • Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam
  • Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban
Antidote itu dalam keadaan serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun melalui kulit

  • Cucilah bagian tubuh yang terkena dengan air bersih sedikitnya selama 15 menit.
  • Lepaskan pakaian yang terkena bahan kimia
  • Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, kecuali untuk keracunan yang lebih tinggi/tertentu lainnya

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun berupa gas

Untuk keracunan bahan kimia berupa gas maka sebaiknya memberikan udara segar sebaik-baiknya. Dan untuk pencegahan keracunan bahan kimia berupa gas sebaiknya sejak awal menggunakan masker. Sebab gas berupa klorin, hidrogen sulfida, fosgen, hidrogen sianida adalah bahan kimia gas yang sangat beracun.
Jadi, sebelum bekerja dengan bahan kimia, sebaiknya harus mengetahu lebih dahulu cara mengatasi keracunan bahan kimia tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Cara mencegah Kecelakaan dan Keracunan Bahan Kimia

di laboratorium dapat dicegah jika suatu analisa yang menggunakan bahan kimia dilakukan dengan cermat, penuh kewaspadaan dan hati-hati. Bahan-bahan kimia selalunya lebih banyak yang bersifat racun dan berbahaya daripada yang tidak.
Dengan semakin meluasnya penggunaan bahan-bahan kimia untuk analisa maka kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan keracunan bahan kimia menjadi sangat tinggi. Untuk mencegah kecelakaan dan keracunan bahan-bahan kimia saat melakukan analisa kimia maka perlu diperhatikan peraturan-peratuan keamanan dalam laboratorium berikut ini:
  1. Mengetahui dan menyadari akan bahaya setiap jenis bahan kimia yang akan digunakan dalam suatu analisa kimia.
  2. Menyimpan bahan kimia  ditempat yang aman, dalam wadah tertutup dan jangan lupa memberinya label yang berisi nama bahan dan peringatan tentang bahaya yang ditimbulkannya.
  3. Jangan makan atau minum di laboratorium yang menyimpan bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun.
  4. Untuk suatu analisa kimia yang menggunakan bahan kimia yang mudah menguap sebaiknya dilakukan di almari asap atau ruangan yang berventilasi cukup.
  5. Memakai pakaian khusus laboratorium dan perlengkapannya seperti masker, kaos tangan plastik dan topi.
  6. Mengetahui secara pasti pertolongan pertama pada kecelakaan dan keracunan bahan kimia serta mengetahui apa yang harus dilakukan apabila terjadi keadaan darurat.
Dengan mengetahui dan memahami cara mencegah kecelakaan dan keracunan bahan kimia yang dapat terjadi dalam suatu analisa kimia di laboratorium diharapkan hal-hal yang berbahaya dan mengancam keselamatan kerja dapat dihindari.

Rabu, 26 September 2012

Simbol Bahaya Bahan-Bahan Kimia

Pengenalan terhadap bahan kimia merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan bahan kimia (laboratorium atau gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan, atau memperlakukan bahan kimia itu dalam pekerjaan tertentu.
Wujud bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Bahan kimia berwujud padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN, atau bersifat mudah menguap/menyublim seperti I2, (NH4)2CO3, C10H8 (naphthalene), atau bersifat peka terhadap cahaya seperti KMnO4, AgNO3, atau bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K, atau bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti fosfor.

Bahan kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl3, CH3COCH3 (acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane). Sedangkan bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.

Sifat bahan kimia terbagi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi wujud, warna, bau, berat jenis, titik didih, titik lebur, titik nyala, titik bakar, viskositas, higroskopis, kelarutan dalam air, rumus molekul, dsb.

Sebagian bahan kimia merupakan pencemar bagi lingkungan, sebagian ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif, racun, merusak organ tubuh, atau meracuni organisme.

Bahan kimia yang diperdagangkan sering disertai dengan simbol tertentu pada label kemasan, dimaksudkan untuk mengetahui potensi bahaya atau akibat yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia tersebut. Beberapa simbol yang sering dijumpai pada bahan kimia yang diperdagangkan :

 










 

 HARMFUL

Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan. Misal NaOH, C6H5OH, Cl2






CORROSIVE

Bahan kimia bersifat korosif,  dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Misal H2SO4, HNO3, HCl

 


 

FLAMMABLE
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api. Misal C2H5OC2H5, CS2, C2H2

 


EXPLOSIVE
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3, C6H2(NO2)3CH3
  

 

 


OXIDISING
Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7



 


NATURE POLLUTING
Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. Misal AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2

 

 

NON MUDAH TERBAKAR GAS


Simbol pengaman yang digunakan dalam transportasi gas non mudah terbakar (dan karenanya sering tidak berbahaya, setidaknya di tempat terbuka).


**** Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati-hatian dalam penanganan bahan kimia.


Klasifikasi limbah menurut organisasi kerjasama dan pengembangan ekonomi, OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)

Di dalam OECD ada istilah yang disebut ‘traffic light lists’ yang harus diikuti selagi transboundary transportasi limbah. Untuk limbah yang dapat di daur ulang ada kontrol yang berorientasi pada sifat bahaya limbah dan yang didaftar dalam 3 warna (daftar hijau, kuning dan merah)

Daftar hijau

Limbah yang dikategori ke dalam daftar hijau menurut persetujuan OECD tidak akan dikontrol. Kategori ini terdiri dari material seperti potongan logam, baja, logam non-besi, plastic, kertas, kaca, tekstil dan kayu. Bahan berbahaya seperti limbah kimia tidak termasuk dalam kategori ini.

Daftar kuning

Limbah ini perlu suatu kontrol terbatas dan perlu persetujuan dari negara penerima. Limbah dalam kelompok ini antara lain abu, kotoran/endapan, debu logam non-besi, arsen, merkuri, limbah minyak, dan limbah lain yang mengandung kurang dari 50 mg/kg polychlorinated biphenyl (PCB), polychlorinated terphenyl (PCT) dan polybrominated biphenyl (PBB).

Daftar merah

Limbah dalam kategori ini harus dikelola sebagaimana limbah untuk tujuan pembuangan. Transportasi hanya diijinkan jika negara penyedia maupun negara penerima telah menyetujui dan dinyatakan dalam pernyataan tertulis. Limbah ini terutama terdiri dari limbah yang mengandung lebih dari 50 mg/kg PCB/PCT, dan yang mengandung polyhalogenated dibenzo-p-dixon, furan, sianida, dan asbes.